Tugas Kelompok IBD : Pernikahan Dalam Budaya Adat Sunda
PERNIKAHAN ADAT SUNDA
Pada kesempatan kali ini
kelompok kami akan membahas tentang suatu adat pernikahan. Pernikahan itu
sendiri memlilki arti atau definisi sebagai bertikut:
รจ Pengertian
Pernikahana Menurut Bahasa : Pernikahan diambil dari kata nikah yang berasal
dari bahasa arab yang apabila dalam bahasa indonesia diartikan dengan
kawin/perkawinan. Pernikahan menurut bahasa mempunyai arti atau definisi yaitu
mengumpulkan, menggabungkan, menjodohkan atau bersenggama(Hubungan badan antara
laki-laki dengan perempuan yang sudah merupakan mukhrimnya)
Di Indonesia sendiri
pernikahan memilik ragam dan bentuknya sesuai dengan daerah dan budayanya
masing-masing mulai dari prosesi pernikahan, busana yang digunakan, sampai
hidangan yang disajikan.
Kali ini kelompok kami
akan menjelaskan sedikit tentang Pernikahan Adat Sunda, berikut adalah hasil
wawancara kami dengan seorang narasumber:
Narasumber : Ibu Nining
Ratnaningsih (Orang tua salah satu mahasiswa kelompok kami)
Pewawancara : Assalamualaikum ibu,
kami ingin bertanya tentang Pernikahan Adat Sunda, yang pertama Bagaimana Tata
Cara Pernikahan Adat Sunda?
Narasumber :
Walaikumsallam dek, insyaAllah ibu akan menerangkan apa yang ibu ketahui,
apabila ada kesalahan mohon dimaklumi. Untuk Pernikahan Adat Sunda itu sendiri
memang banyak ya tata caranya dimulai dari sebelum pernikahan yang biasanya
disebut dengan Neundeun Omong ini adalah tahap pertama dimana kedua keluarga
bertemu dan saling bicara, lalu selanjutnya ada yang disebut dengan Narosan
atau istilah nasionalnya itu lamaran, dalam tahap ini pihak dari
laki-laki membawa beberapa barang seperti Lemareun ini itu seperti bahan-bahan
untuk nyirih yang biasa digunakan
oleh nenek terdiri dari daun sirih, gambir dan apu, lalu barang selanjutnya
adalah pakaian pengantin wanita, lalu berikutnya Cincin Meneng ini adalah
cincin yang tidak memiliki sambungan atau mata cincin, jadi cincinnya itu
nyambung seperti mata rantai, lalu barang selanjutnya adalah Beubeur
tameuh(ikat pinggang yang suka dipakai kaum wanita terutama setelah
melahirkan) dan barang terakhir ialah membawakan uang yang jumlahnya 1/10 dari
jumlah yang akan dibawa pada waktu seserahan. Lalu tahap selanjutnya adalah
tunangan, pada saat tunangan dilakukanpenukaran Beubeur tameuh yang
berwarna putih polos atau berwarna pelangi. Setelah tunangan beberapa hari
selanjutnya diadakan acaran seserahan seperti pada umumnya acara ini dilakukan
3 sampai dengan 7 hari sebelum pernikahan. Lalu tahap selanjutnya ada Ngebakan
atau biasa disebut siraman, ini dilakukan dirumah masing-masing
mempelai baik pria ataupun yang wanita. Selanjutnya adalah Ngecagkeun Aisan ini
adalah calon pengantin wanita keluar dari kamar dan secara simbolis digendong
oleh sang ibu, sementara ayah calon pengantin wanita berjalan di depan sambil
membawa lilin menuju tempat sungkeman. Tahapan selanjutnya adalah Ngaras
ini merupakan permohona izin calon mempelai wanita kemudian sungkeman
dan mencuci kedua kaki orang tuanya. Kemudian dilanjutkan dengan prosesi Ngerik
atau potong rambut, jadi mempelai wanitanya dipotong sedikit rambutnya
oleh kedua orang tuanya menggunakan pisau silet. Selanjutnya terdapat acara Rebutan
Parawanten sambil menunggu calon mempelai dirias, yang diperebutkan
berupa makan ringan. Selanjutnya adalah Suapan terakhir pemotongan tumpeng
oleh kedua orangtua calon mempelai wanita, dilanjutkan dengan menyuapi sang
anak untuk terakhir kali masing-masing sebanyak tiga kali. Setelah itu terdapat
acara Tanam rambut yaitu acara dimana kedua orangtua menanam potongan
rambut calon mempelai wanita di tempat yang telah ditentukan. Setelah acara
tersebut dilanjutkan dengan acara yang disebut Ngeuyeuk Seureuh yaitu kedua
calon mempelai meminta restu pada orangtua masing-masing dengan disaksikan
sanak keluarga. Kemudian diadakan acara Saweran dengan maksud dan tujuan
adalah untuk berbagi rezeki yang diperoleh. Kemudian dilanjutkan dengan acara Meuleum
Harupat ( Membakar Harupat ) adalah proses dimana mempelai pria
memegang batang harupat,pengantin wanita membakar dengan lilin sampai menyala.
Harupat yang sudah menyala kemudian di masukan ke dalam kendi yang di pegang
mempelai wanita. Selanjutnya adalah
acara Nincak Endog (Menginjak Telur) ini adalah acara dimana mempelai
pria menginjak telur di baik papan dan elekan (Batang bambu muda), kemudian
mempelai wanita mencuci kaki mempelai pria dengan air di kendi, me ngelapnya
sampai kering lalu kendi dipecahkan berdua. Melambangkan pengabdian istri
kepada suami yang dimulai dari hari itu. Dilanjutkan dengan acara Ngaleupas
Japati ( Melepas Merpati) ini adalah acara dimana ibunda kedua mempelai
berjalan keluar sambil masing masing membawa burung merpati yang kemudian
dilepaskan terbang di halaman. Setelah itu terdapat Huap Lingkung (Suapan)
yaitu acara dimana kedua mempelai saling menyuapi, kemudian acara selanjutnya
adalah Pabetot Bakakak (Menarik Ayam Bakar) merupakan simbol dari pada
seandainya dapat bagian ayam lebih besar dikatakan bahwa rezekinya lebih besar.
Lalu diakhiri dengan acara Numbas biasanya dilaksanakan 1
minggu setelah akad nikah bahasa umumnya adalah syukuran.
Pewawancara : Lalu pertanyaan
selanjutnya alat-alat apa saja yang digunakan dalam proses Pernikahan Adat
Sunda?
Narasumber :Pada
saat pernikahan umumnya sama dengan pernikahan lainnya,hanya yang paling
dilihat dari pakaian adat sundanya, yang biasanya kebaya pengantin wanitanya
berwarna putih.
Pewawancara : Bisa ibu jelaskan
atribut apa saja yang digunakan oleh Pengantin Adat Sunda?
Narasumber :
Kalo di adat sundanya Cuma itu jadi pengantin wanitanya memakai kebaya putih
sedangkan pengantin prianya tidak di khususkan jadi hanya memakai baju
pernikahan biasa seperti jas atau yang lainnya
Pewawancara : Selanjutnya pertanyaan
terakhir dari kelompok kami apa perbedaan Pernikahan Adat Sunda yang sekarang
dengan yang dulu, apakah ada perbedaan dengan masuknya budaya-budaya baru saat
ini?
Narasumber :
Kalo yang sekarang mungkin Adat Sundaynya sudah tidak begitu kental ya, jadi
sudah digabung dengan budaya lain seperti dari pakaian juga, mungkin sudah
tidak memakai pakaian khas Sunda dan mungkin adat-adatnya kalo untuk saat ini
sudah jarang yang melakukan sebanyak itu yang tadi sudah ibu jelaskan
=======================================================================================
Foto Kelompok Kami Dengan Narasumber :
=======================================================================================
Foto Kelompok Kami Dengan Narasumber :
![]() |
Foto Pertama |
![]() |
Foto Kedua |
Komentar
Posting Komentar