Penjelasan Mengenai User Interface Pada Game
A. Pengertian Dari Interface
User interface berarti tampilan
antar muka pengguna. Jika didefinisikan secara sederhana User interface adalah
penghubung atau mediator antar komputer dan manusia atau user komputer itu agar
hubungan antara perangkat komputer dengan user bisa terjalin. User interface
sangat berperan penting dalam dunia komputer karena dengan adanya user
interface maka kemudahan user dalam mengoprasikan suatu perangkat komputer
menjadi lebih mudah.
Desain user interface dalam game berbeda dari desain user
interface lainnya karena melibatkan unsur tambahan fiksi. Fiksi melibatkan
avatardari pengguna yang sebenarnya atau player.
Sebuah desain interface pada
suatu game mempengaruhi kenyamanan dan sejauh mana user atau pemain meminati
game tersebut. Dalam user interface game, terdapat sebuah teori yang dikemukakkan
oleh Erik Fagerholt dan Magnus Loretzon dari Chalmers University of Technology.
Dalam tesisnya mereka menulis tesis tentang desain user interface
berjudul Beyond the HUD – User Interfaces for Increased Player Immersion
in FPS Games. Mereka memperkenalkan istilah berbagai jenis interface yang
berkaitan dengan desain video game.
HUD
itu sendiri kepanjangan dari Heads – up display, merupakan metode dimana
informasi secara visul disampaikan kepada pemain sebagai bagian dari antarmukan
pengguna permainan. Biasanya menunjukkan bar/kotak HP(Health Point)
ataupun MP(Mana Point) dan biasanya muncul di atas kepala karakter.
Fungsi HUD ini untuk memudahkan pemain mengetahui kondisi karakter dalam
permainan.
B. Element yang terdapat di Interface pada Game
1. Diegetic
Elemen user interface yang diegetik ada dalam dunia
permainan (fiksi dan geometris) sehingga pemain dan avatar dapat berinteraksi
dengan mereka melalui visual, audible atau haptic. Elemen UI diegetik yang
dieksekusi dengan baik dapat meningkatkan pengalaman narasi untuk pemain, memberikan
pengalaman yang lebih mendalam dan terintegrasi. Salah satu game yang
mengimplementasikan elemen diegetic adalah Assassin’s Creed. Assassin’s Creed
berhasil menggunakan banyak pola diegetic meskipun itu diatur dalam dunia
sejarah karena pemain pemain menggunakan sistem virtual reality di masa depan.
Jadi cerita sebenarnya futuristik daripada sejarah
2. Meta
Gambaran yang bisa muncul dalam dunia game, namun tidak
selalu divisualisasikan spasial untuk pemain.Contoh yang paling jelas adalah
efek ditampilkan di layar, seperti percikan darah pada kamera untuk menunjukkan
kerusakan. Contoh: Grand Theft Auto 4 Berinteraksi dengan telepon di Grand
Theft Auto 4 adalah contoh menarik. Ini meniru interaksi dunia nyata – Anda
mendengar dering telepon dan ada penundaan sebelum karakter dan pemain
menjawabnya. Elemen UI sebenarnya itu sendiri muncul pada pesawat hub 2D, jadi
itu benar-benar elemen Meta, meskipun awal interaksi yang diegetik.
3. Spatial
Elemen User Interface yang disajikan dalam ruang
permainan 3D dengan atau tanpa suatu entitas dari dunia permainan yang
sebenarnya (diegetik atau non-diegetik).
Fable 3 adalah contoh di mana unsur-unsur spatial yang
digunakan untuk memberikan informasi lebih kepada pemain dan mencegah mereka
dari melompat ke layar peta. Jejak bersinar hampir cocok dalam fiksi mengingat
kualitas estetika ajaib itu tapi karakter tidak dimaksudkan untuk menyadari hal
itu. Ini memandu pemain ke tujuan berikutnya.
4. Non-Diagetic
Antarmuka yang diberikan di luar dunia game, hanya
terlihat dan terdengar ke pemain di dunia nyata desain interface ini semuanya
mengunakan visual heads-up display (HUD). semua menjadi sangat nyaman dengan
penggunaan heads-up display (HUD) dalam permainan. Sistem ini memberikan
informasi penting dengan cara yang cukup sederhana. Jika dilakukan dengan benar
pemain bahkan tidak tahu itu ada. Mass Effect 3 menggunakan banyak Non-diegetik
elemen UI untuk menginformasikan pemain senjata karakter dipilih dan kekuasaan
– antara lain. Mengingat pengaturan futuristik itu saya tidak bisa membantu
untuk berpikir jika beberapa informasi ini bisa telah terintegrasi ke dalam
dunia game, narasi, atau bahkan keduanya.
C. Tujuan pada Interface
Tujuan sebuah interface adalah mengkomunikasikan fitur-fitur
sistem yang tersedia agar user mengerti dan dapat menggunakan sistem tersebut.
Dalam hal ini penggunaan bahasa amat efektif untuk membantu pengertian, karena
bahasa merupakan alat tertua (barangkali kedua tertua setelah gesture) yang
dipakai orang untuk berkomunikasi sehari-harinya. Praktis, semua pengguna
komputer dan Internet (kecuali mungkin anak kecil yang memakai komputer untuk
belajar membaca) dapat mengerti tulisan.
Meski pada umumnya panduan interface menyarankan agar ikon tidak diberi tulisan supaya tetap mandiri dari bahasa, namun elemen interface lain seperti teks pada tombol, caption window, atau teks-teks singkat di sebelah kotak input dan tombol pilihan semua menggunakan bahasa. Tanpa bahasa pun kadang ikon bisa tidak jelas maknanya, sebab tidak semua lambang ikon bisa bersifat universal.
Meskipun penting, namun sayangnya kadang penggunaan bahasa, seperti pemilihan istilah, sering sekali dianggap kurang begitu penting. Terlebih dari itu dalam dunia desain situs Web yang serba grafis, bahasa sering menjadi sesuatu yang nomor dua ketimbang elemen-elemen interface lainnya.`
Meski pada umumnya panduan interface menyarankan agar ikon tidak diberi tulisan supaya tetap mandiri dari bahasa, namun elemen interface lain seperti teks pada tombol, caption window, atau teks-teks singkat di sebelah kotak input dan tombol pilihan semua menggunakan bahasa. Tanpa bahasa pun kadang ikon bisa tidak jelas maknanya, sebab tidak semua lambang ikon bisa bersifat universal.
Meskipun penting, namun sayangnya kadang penggunaan bahasa, seperti pemilihan istilah, sering sekali dianggap kurang begitu penting. Terlebih dari itu dalam dunia desain situs Web yang serba grafis, bahasa sering menjadi sesuatu yang nomor dua ketimbang elemen-elemen interface lainnya.`
Sumber :
https://sylviaalfarina.wordpress.com/2015/04/22/user-interface-pada-game-komputer/
Komentar
Posting Komentar